PT. Astra Agro Lestari
Sejarah Perusahaan
Astra Agro Lestari
(AAL) yang dirintis pada tahun 1981 memulai bisnisnya dengan memasuki bisnis
perkebunan singkong. Seiring menurunnya permintaan atas komoditi tersebut, AAL
kemudian mengganti semua perkebunan singkongnya menjadi perkebunan karet. Saat ini
AAL dikenal sebagai perusahaan penghasil Crued Palm Oil (CPO) terbesar. AAL
memasuki bisnis CPO dengan mengakuisisi PT Tunggal Perkasa Plantation, dan saat
ini AAL telah memiliki hampir 400.000 ha perkebunan kelapa sawit dan lebih dari
30 subsidiary yang bermain juga di perkebunan kelapa sawit.
Sebagai perusahaan
agribisnis besar, jangkauan wilayah AAL cukup luas dari ujung barat Sumatera
(Aceh) sampai ujung Sulawaesi (Morowali). Perusahaan ini memiliki 43 site.
Perkebunan sawit AAL terbagi atas beberapa wilayah, yaitu Andalas 1 (A1)
meliputi tiga site dengan luas 12,6 ribu ha; Andalas 2 (A2) mencakup 10 site
seluas 61 ribu ha; Andalas 3 (A3) terdiri dari tiga site seluas 33
ribu ha; Borneo 1-3 lebih dari 100 ribu ha dan Sulawesi seluas 185 ribu ha.
Kedepan AAL menargetkan bisa memiliki luas kebun hingga 500.000 ha.
Mengelola dan
mengontrol bisnis kebun sawit yang luasnya mencapai ratusan ribu ha bukan soal
mudah. Apalagi site kebunnya terpencar-pencar. Begitu pula
kaitannya dengan pengelolaan dan pengawasan data/informasinya. Pemanfaatan dan
implementasi teknologi informasi (TI) yang dipilih harus tepat sehingga bisa
membantu perusahaan meningkatkan performa yang berujung pada peningkatan revenue
dan net profit. Teknologi yang dipilih oleh perusahaan adalah
teknologi yang dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya, artinya TI
tersebut dapat menjadi enabler bagi perusahaan dalam meningkatkan
efisiensi dan profitabilitas perusahaan.
Dalam era persaingan
global ini, perusahaan jasa dan manufaktur dituntut untuk bersaingan dengan
maksimal dengan para kompetitor untuk mendapatkan pendapatan yang lebih agar
perusahaan lebih bertahan. Apalagi perusahaan juga harus melakukan respon yang
cepat terhadap pasar yang ada dikarenakan tuntutan dari pasar yang bergerak
secara dinamis. Selain itu rantai pasok (supply chain) harus bergerak secara
cepat untuk memenuhi kebutuhan mulai dari bahan baku dari pemasok (supplier)
sampai barang yang sudah jadi yang berada di konsumen. Oleh karena itu perlu
suatu adanya monitoring untuk memantau aktivitas perusahaan untuk memudahkan
proses kerja.
Salah satu sistem yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut yaitu dengan menggunakan sistem
informasi Enterprise Resource Planning (ERP) atau perencanaan sumber
daya perusahaan. ERP dapat berperan dalam memantau proses produksi,
ketersediaan
Analisis Lingkungan
Eksternal Bisnis Perusahaan
1.
Kekuatan ekonomi :
-
Kredit
bunga,nilai tukar $, inflasi, pasar saham, ekonomi luar negri
-
Pola
konsumsi, tingkat pendapatan masyarakat dan pengangguran
-
PDB,
APBN, Expor-Impor, Kebijakan moneter, Fiskal, dsb
2.
Kekuatan sosial-budaya, demografi dan lingkungan :
-
Jumlah
penduduk, anak, harapan hidup, gaya hidup dan lalu lintas
-
Perilaku
masyarakat terhadap kualitas, waktu luang, layanan konsumen
-
Program
sosial, polusi, BBM dan kondisi negara lainnya
3.
Kekuatan Politik, Pemerintah dan Hukum :
-
Rencana
kenaikan harga BBM, listrik, kebijakan energi,
-
Kebijakan
ekpor-impor dan subsidi, SUN, kebijakan kontrak,
4.
Kekuatan Teknologi :
-
Bioteknologi
dan TI
Analisis Secara
Dartboard PT. Astra Agro Lestari
·
Pemerintah
Di dalam organisasi, apapun jenis dan bentuknya,
sistem informasi dari Pemerintah tentang
lahan untuk pengembangan usaha telah memainkan peran penting dalam mendukung
kegiatan operasional, mendukung pengambilan keputusan hingga mendukung
organisasi mencapai keunggulan kompetitif yang strategis.
·
Sosial – Budaya
Sebagai perusahaan agrobisnis besar, jangkauan wilayah AAL cukup
luas dari ujung barat Sumatera (Aceh) sampai ujung Sulawaesi (Morowali), Maka perusahaan
diharapkan untuk menghargai dan mematuhi peraturan adat istiadat yang ada di
daerah tersebut. Agar kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan baik dan kerja
sama antar penduduk dan pemilik perusahaan dapat berjalan dengan baik
tanpamenimbulkan suatu masalah.
·
Ekonomi
Dengan adanya pembaharuan dalam bidang IT, memberikan
dampak positif pada AAL. Dalam beberapa tahun terakhir AAL memperlihatkan
pertumbuhan kinerja yang signifikan. Misalnya, produksi fresh fruit bunch selama
15 tahun terakhir (sejak 1992) mengalami kenaikan hampir 15 kali lipat. Pada
tahun 1992 jumlah produksinya 256 ribu ton, kemudian meningkat menjadi 921 ribu
ton pada 2007, dan melonjak jadi 3.938 ribu ton pada 2008. Sementara itu,
produksi CPO naik hampir 19 kali lipat. Pada tahun 1992 produksinya hanya 49
ribu ton, kemudian meningkat drastis jadi 921 ribu ton pada 2007 dan 982 ribu
ton pada tahun berikutnya. Adapun revenue dalam 15 tahun terakhir
mengalami kenaikan hampir 124 kali lipat. Jika pada 1992, revenue AAL
hanya Rp 48 miliar, maka pada tahun 2007 meningkat drastis menjadi Rp 5,96
triliun, dan menjadi Rp 8,16 triliun pada 2008. Di samping itu, net profit
yang pada tahun 2007 sebesar Rp 1,97 triliun menjadi Rp 2,6 triliun pada tahun
2008 (swa.co.id).
·
Sektor Bahan Baku
Saat ini para pelaku bisnis kelapa sawit mempunyai
perhatian yang rendah terhadap pemanfaatan tekhnologi informasi pada manajemen
yang ada, kebanyakan mereka masih berkonsentrasi dengan perluasan lahan kebun
itu sendiri. Faktor pengawasan yang berhubungan dengan kebijakan pengawasan
harga, penyediaan dan proses produksi sangat lemah , dan hampir sulit mengawasi
jalannya proses bisnis itu sendiri. Solusi dari permasalahan ini adalah
menerapkan sistems informasi manajemen perkebunan yang memantau setiap proses
bisnis yang berlangsung di industri kelapa sawit dari hulu ke hilir.
·
Teknologi
AAL menerapkan program ERP untuk menangani masalah payroll,
human resource, finance, dan sebagainya. Program ERP yang digunakan adalah
Oracle untuk memproses semua data yang berhubungan dengan sistem yang dimiliki
oleh AAL. AAL menggunakan Oracle 9.i dan Oracle 10.i sebagai database
servernya. PT AAL menggunakan software database Oracle untuk kepentingan
database servernya. Hal ini lebih dikarenakan Oracle dikenal sebagai software
database server skala besar yang mempunyai kemampuan yang baik dalam menangani
transaksi data dalam jumlah yang besar dan kemampuan proses data yang cepat.
·
Sektor Internasional
Dalam industri yang padat modal seperti industri CPO
(perkebunan kelapa sawit), maka efektifitas dan efisiensi dalam upaya
peningkatan profitabilitas perusahaan menjadi sangat penting. Selain itu
fluktuasi harga komoditi CPO di dunia menuntut perusahaan untuk lebih responsif
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dan untuk memaksimalkan laba melalui
efisiensi dan peningkatan produktivitas. Oleh karena itu AAL kemudian
menerapkan ERP sebagai solusinya karena dianggap selaras dengan kebutuhan
perusahaan. ERP sangat dibutuhkan
perusahaan karena perusahaan memerlukan manajemen biaya yang baik dan akurat
mengingat komoditi CPO sangat fluktuatif di pasar dunia.
·
Sektor Finansial
Tahun lalu AAL menghabiskan belanja TI sampai Rp37,58
miliar, dengan 80%-nya untuk solusi ERP. ERP akan mengintegrasikan semua fungsi
dalam perusahaan agar data-data yang ada dapat dilihat sebagai single view
sehingga manajemen dapat dengan mudah dan cepat mengambil keputusan.
·
Sektor SDM
Implementasi sistem ERP ini untuk memudahkan
masing-masing bagian melakukan rekonsiliasi. Sistem ERP terintegrasi dan
tersentral di kantor pusat. Dengan begitu, konsolidasi data tidak diperlukan
lagi, karena setiap site melakukan transaksi yang langsung terkoneksi
ke kantor pusat secara real time. Dengan sistem ERP , tracking
transaksi di site dapat diperoleh pada hari dan jam yang sama.
Contohnya, ketika ada pengiriman armada CPO ke dermaga dari sebuah site,
saat itu pula di kantor pusat sudah dapat diketahui jumlah (tonase) CPO yang
dikirim, berikut data jam pengiriman, sesuai dengan nomor Surat Jalan atau Delivery
Order pengiriman. Ketika armada tiba di dermaga pun sudah langsung dapat
diketahui pada saat itu. Istilah site pada AAL mengacu pada sebuah lokasi
yang menandai legalitas perusahaan yang dikepalai oleh seorang kepala cabang.
Satu site biasanya terdiri dari 15-20 afdeling. Satu afdeling
terdiri dari 20-25 blok, yang dikomandoi oleh dua atau tiga mandor. Satu mandor
mengawasi 15-20 orang pemanen sawit.
Solusi Untuk Mengatasi Masalah Negatif
ERP sangat dibutuhkan
perusahaan karena perusahaan memerlukan manajemen biaya yang baik dan akurat
mengingat komoditi CPO sangat fluktuatif di pasar dunia.
PT Astra Agro Lestari
menerapkan program Enterprise Resource Planning (ERP) untuk menangani
masalah payroll, human resource, finance, dan sebagainya. Program ERP
yang digunakan adalah Oracle untuk memproses semua data yang berhubungan dengan
sistem yang dimiliki oleh AAL. AAL menggunakan Oracle 9.i dan Oracle 10.i
sebagai database servernya.
Dengan adanya ERP,
manajemen bisa melakukan analisa terhadap perusahaan untuk mengetahui tren dan
perkembangan di perusahaan sehingga dapat melakukan pengambilan keputusan
secara cepat dan tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar